Boleh direnungkan :
![Mahasiswa-UIN-kalijaga-hadiri-misa-di-gkj-solo.png image]()
Karena dianggap bid’ah
1. Karena dianggap bid’ah, peringatan hari besar islam ditiadakan. Akhirnya yang tersisa hanyalah acara hari besar ummat non-muslim, seperti paskah, kenaikan Yesus Kristus, dan lainnya.
Afwan, jika berkaitan dengan bid’ah tolong dibedakan mana yg ibadah dan mana yg bukan ibadah.
Paragraf 1:
Hari raya Islam tidak akan hilang selama islam masih ada sampai kiamat, karna apa? Karna Allah sendiri yg memilihkan utk umat islam.
Anas radhiyallahu ‘anhu berkata,
قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمَدِينَةَ وَلأَهْلِ الْمَدِينَةِ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ « قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ تَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْراً مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ
“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata, “Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari Nahr)” (HR. An Nasai no. 1556 dan Ahmad 3: 178, sanadnya shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim sebagaimana kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).
Karena dianggap bid’ah, hari libur islami juga dihilangkan. Akhirnya yang tersisa hanyalah hari libur non-muslim.
2. Karena dianggap bid’ah, acara peringatan hari besar ummat Islam di TV juga dihilangkan. Akhirnya yang tersisa hanyalah acara peringatan hari besar dari gereja, pura, candi, kelenteng dan kuil di TV kita.
Paragraf 2:
Islam tidak punya hari libur, jika ada hari libur seperti skrang itu juga dikarenakan dengan menggunakan kalender masehi dan mengikuti tabiat orang kafir. Apakah ada hari libur bagi umat islam? Seandainya ingin dijadikan hari libur sebaik-baiknya hari adalah hari Jum’at karna banyak keutamaannya bagi umat islam dimana mereka bisa memperbanyak ibadah pada hari itu.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda,
إن في الجمعة ساعة لا يوافقها عبد مسلم وهو قائم يصلى يسأل الله شيئا إلا أعطاه إياه
”Sesungguhnya di dalam hari Jum’at ini, ada suatu waktu yang tidaklah seorang Muslim menemuinya (hari Jum’at) sedangkan ia dalam keadaan berdiri sholat memohon sesuatu kepada Alloh, melainkan akan Alloh berikan padanya.” (Muttafaq ’alaihi)
Bisa dibaca di link ini, 10 keutamaan hari jum’at.
http://www.fimadani.com/10-keutamaan-hari-jumat/
3. Karena dianggap bid’ah, spanduk-spanduk acara Maulid yang besar-besar diturunkan, dan yang tersisa hanyalah spanduk-spanduk acara kristen dan lainnya.
Paragraf 3:
Perayaan hari besar umat islam tidak perlu juga harus dipublish besar2an sampai ke tv, itu juga kita bertasyabuh dengan orang kafir. Lihatlah perayaan hari besar imat islam dengan orang kafir di tv, pada akhirnya ritual-ritual sakral hanya hiasan dan garis perbedaan semakin tipis hanya karena kebutuhan media sehingga hanya mengejar rating. Perayaan orang kafir di tv pendeta2 pada nyanyi2 dan ustadz2 islam juga bernyanyi2. Yang lucunya orang kafir serius dg dakwah mereka di tv, tetapi ustadz2 kita di tv malah dakwah dg ketawa dan canda2an dg alasan biar umat tidak bosan?! Apakah sahabat dahulu bosan dg dakwah nabi yg serius, dan nabi hanya sesekali tersenyum.
4. Karena dianggap bid’ah, segala bentuk keramaian yang berbau islam dihilangkan, seperti broadcast acara-acara di masjid, broadcast lantunan ayat-ayat Al-Qur’an dari speaker masjid, atau lainnya. Akhirnya yang tersisa adalah gema lonceng gereja dan broadcast nyanyian-nyanyian kristiani.
Paragraf 4:
Info kajian via komunitas masyarakat dan social media saja sudah cukup banyak umat yg datang jika mereka memiliki hidayah. Jika ingin ditambahkan spanduk mungkin lebih baik, tapi apakah lebih baik spanduk maulid yg selalu dipajang dipojok2 jalan dengan foto2 ustadz dan alim ulama? Bukankah nabi melarang adanya gambar mahluk hidup? Bukankah hal tersebut menyalahi sunnah?
Hadits Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya,
أَنْ لاَ تَدَعْ تِمْثَالاً إِلاَّ طَمَسْتَهُ وَلاَ قَبْرًا مُشْرَفًا إِلاَّ سَوَّيْتَهُ
“Jangan kamu membiarkan ada gambar kecuali kamu hapus dan tidak pula kubur yang ditinggikan kecuali engkau meratakannya.” (HR. Muslim no. 969)
Bahkan periwat hadits tersebut diatas adalah ahlul bait, hai yang mengaku penerus ahlul bait apakah kalian memperhatikan hadits ini?
Broadcast acara2 dimasjid tidak pernah hilang justru alhamdulillah semakin banyak para penuntut ilmu yg berusaha memperdalam sunnah. Adapun lantunan ayat2 Al Qur’an, shalawat, dll. melalui speaker masjid jika dianggap sebagai syiar, mungkin perlu dijawab bagi setiap pelakunya; apakah hal itu mengganggu atau tidak utk orang lain terutama utk orang non muslim? Bagaimana mau mendakwahkan islam jika orang non muslim sudah kesal dan akhirnya jadi benci dg perilaku umat islam. Padahal Nabi mengajarkan umat islam agar berperilaku baik dengan tetangga.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خَيْرُ اْلأَصْحَابِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِهِ ، وَخَيْرُ الْـجِيْرَانِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِـجَارِهِ
“Sahabat yang paling baik di sisi Allah adalah yang paling baik sikapnya terhadap sahabatnya. Tetangga yang paling baik di sisi Allah adalah yang paling baik sikapnya terhadap tetangganya” (HR. At Tirmidzi 1944, Abu Daud 9/156, dinilai shahih oleh Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 103)
Dikisahkan dari Abdullah bin ‘Amr Al Ash:
أَنَّهُ ذُبِحَتْ لَهُ شَاةٌ، فَجَعَلَ يقول لغلامه: أهديت لجارنا اليهوي؟ أَهْدَيْتَ لِجَارِنَا الْيَهُودِيِّ؟ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: ” مَا زَالَ جِبْرِيلُ يُوصِينِي بالجارحتى ظننت أنه سيورثه
“Beliau menyembelih seekor kambing. Beliau lalu berkata kepada seorang pemuda: ‘akan aku hadiahkan sebagian untuk tetangga kita yang orang Yahudi’. Pemuda tadi berkata: ‘Hah? Engkau hadiahkan kepada tetangga kita orang Yahudi?’. Aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda ‘Jibril senantiasa menasehatiku tentang tetangga, hingga aku mengira bahwa tetangga itu akan mendapat bagian harta waris‘” (HR. Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrad 78/105, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Adabil Mufrad)
Sampai sebesar itulah nabi mengajarkan adab dan perilaku kita terhadap tetangga sekalipun non muslim.
5 . Karena dianggap bid’ah, pawai ummat islam juga ditiadakan. Akhirnya yang tersisa adalah pawai salib seperti yang terjadi di Solo beberapa waktu lalu.
Paragraf 5:
Untuk apa kita melakukan pawai keliling umat islam, sekali lagi ini adalah perbuatan bertasyabuh (meniru-niru tabiat orang kafir).
Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031. Syaikhul Islam dalam Iqtidho‘ 1: 269 mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahihsebagaimana dalam Irwa’ul Gholil no. 1269)
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَأْخُذَ أُمَّتِى بِأَخْذِ الْقُرُونِ قَبْلَهَا ، شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ . فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَفَارِسَ وَالرُّومِ . فَقَالَ وَمَنِ النَّاسُ إِلاَّ أُولَئِكَ
“Kiamat tidak akan terjadi hingga umatku mengikuti jalan generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta.” Lalu ada yang menanyakan pada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Apakah mereka itu mengikuti seperti Persia dan Romawi?” Beliau menjawab, “Selain mereka, lantas siapa lagi?“ (HR. Bukhari no. 7319)
Jika niatnya adalah syiar cukuplah kita berperilaku baik, sopan, murah senyum dan berlaku kepada non muslim. Buatlah mereka melihat keindahan ahlaq orang islam, begitulah dakwah para salafush shalih dahulu.
Ini semua adalah sejumlah kemungkinan, dan dua hal terakhir (pawai salib dan kepala daerah non-muslim) sudah menjadi fakta di negeri kita ini.
6. Karena dianggap bid’ah, ummat Islam dihimbau agar tidak ikut pemilu. Akhirnya yang kita dapat adalah kepala daerah non-muslim di tengah mayoritas muslim.
Semoga semua contoh ini bisa membuka mata kita bahwa dalam menilai sesuatu, bahwa tidak selamanya sesuatu itu harus dilihat hanya dari sudut pandang bid’ah yang sempit, tapi juga harus menyertakan sudut pandang lainnya, seperti sudut pandang amar ma’ruf nahi munkar, sudut pandang syiar Islam, atau lainnya.
Kalau kita sudah bisa mengubah syiar Islam menjadi budaya yang berkembang di tengah masyarakat, maka sesungguhnya itu adalah satu poin kemenangan bagi ummat Islam di negeri kita ini.
Semoga kita termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang bisa memahami, dan bisa menempatkan segala sesuatu pada tempatnya, dan juga bisa bijaksana dalam menilai apa-apa yang ada di depan mata kita. Aamin ya Robbal ‘aalamin
Paragraf 6:
Berkaitan dengan pemilu sebagian ulama telah berfatwa bolehnya ikut memilih dalam pemilu dikarenakan menimbang manfaat dari madhorotnya.
Bisa dilihat dilink ini:
https://muslim.or.id/20605-fatwa-ulama-memberikan-suara-dalam-pemilu.html
Kesimpulan:
Bid’ah adalah sesuatu yg berhubungan dg ibadah yg tidak dicontohkan oleh Nabi sholallahu’alaihi wasalam.
Dan bid’ah bukan hanya sekedar orang yg menyekutukan Allah tetapi juga yg menyelisihi sunnah Nabi sholallahu’alahi wasalam.
Jadi jangan dibandingkan bid’ah dengan speaker masjid, sendok garpu, mobil motor, dll segala hal yang menyangkut urusan dunia.
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id Ats Tsaqafi dan Abu Kamil Al Jahdari lafazh keduanya tidak jauh berbeda, dan ini adalah Hadits Qutaibah dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu ‘Awanah dari Simak dari Musa bin Thalhah Radhiyallahu’anhu dari Bapaknya dia berkata:
Saya bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berjalan melewati orang-orang yang sedang berada di pucuk pohon kurma. Tak lama kemudian beliau bertanya: ‘Apa yang dilakukan orang-orang itu? ‘ Parasahabat menjawab; ‘Mereka sedang mengawinkan pohon kurma dengan meletakkan benang sari pada putik agar lekas berbuah.’ Maka Rasulullah pun bersabda: ‘Aku kira perbuatan mereka itu tidak ada gunanya.’ Thalhah berkata; ‘Kemudian mereka diberitahukan tentang sabda Rasulullah itu. Lalu mereka tidak mengawinkan pohon kurma.’ Selang beberapa hari kemudian, Rasulullah diberitahu bahwa pohon kurma yang dahulu tidak dikawinkan itu tidak berbuah lagi. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Jika okulasi (perkawinan) pohon kurma itu berguna bagi mereka, maka hendaklah mereka terus melanjutkannya. Sebenarnya aku hanya berpendapat secara pribadi. Oleh karena itu, janganlah menyalahkanku karena adanya pendapat pribadiku. Tetapi, jika aku beritahukan kepada kalian tentang sesuatu dari Allah, maka hendaklah kalian menerimanya. Karena, aku tidak pernah mendustakan Allah.’
(Shahih Muslim 2361-139)
Untuk lebih jelasnya mengenai penjelasan bid’ah bisa cek melalui link dibawah ini:
http://almanhaj.or.id/content/439/slash/0/pengertian-bidah-macam-macam-bidah-dan-hukum-hukumnya/
http://www.nahimunkar.com/pengertian-bidah-macam-macam-bidah-dan-hukum-hukumnya/
http://pustakaimamsyafii.com/definisi-bidah.html
Rasulullah memberitakan kabar gembira , semua ummatnya akan masuk surga , mereka adalah orang-orang yang berpegang teguh dan taat terhadap sunnahnya , Beliau bersabda :
كلُّ أمتي يدخلون الجنةَ إلا من أبى . قالوا : يا رسولَ اللهِ ، ومن يأبى ؟ قال : من أطاعني دخلالجنةَ ، ومن عصاني فقد أبى (رواه البخاري 7280)
” Semua ummatku akan masuk surga , kecuali orang-orang yang membangkang , para sahabat bertanya : siapakah orang yang membangkang itu wahai Rasulullah? Beliau jawab : ” siapa yang taat kepadaku akan masuk surga , dan siapa yang bermaksiat kepadaku (tidak patuh dengan sunnahku pen) dialah orang yang membangkang. (HR Bukhari no 7280)
Imam MalikRahimahullah mengatakan :
من زعم أن في الإسلام بدعة حسنة فقد زعم أن محمداً خان الرسالة؛ لأن الله تعالى يقول :
Siapa yang beranggapan dalam islam ada bid’ah hasanah , maka dia telah menganggap Muhammad Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menghianati risalah , karena Allah telah berfirman :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلامَ دِينًا (المائدة : 3)
“Pada hari ini aku sempurnakan untuk kalian agama kalian , aku sempurnakan nikmatku kepada kalian dan Aku ridha islam sebagai agama kalian”(Qs:Almaidah 3)
Lalu Imam Malik melanjutkan:
ما لم يكن يومئذ ديناً لا يكون اليوم ديناً
“apa saja yang tidak termasuk agama pada hari itu , maka pada hari ini juga tidak menjadi agama”.
Maka jelaslah besarnya jarimah atau kejahatan berbuat bid’ah dalam agama, yaitu pelakunya menganggap bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidaklah sempurna menyampaikan risalah islam , anggapan apakah yang lebih keji dari ini?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻣَﻦْ ﺃَﺣْﺪَﺙَ ﻓِﻰ ﺃَﻣْﺮِﻧَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﻣَﺎ ﻟَﻴْﺲَ ﻣِﻨْﻪُ ﻓَﻬُﻮَ ﺭَﺩٌّ
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak. ” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺃَﻧَﺎ ﻓَﺮَﻃُﻜُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺤَﻮْﺽِ ، ﻟَﻴُﺮْﻓَﻌَﻦَّ ﺇِﻟَﻰَّ ﺭِﺟَﺎﻝٌ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺣَﺘَّﻰ ﺇِﺫَﺍ ﺃَﻫْﻮَﻳْﺖُ ﻷُﻧَﺎﻭِﻟَﻬُﻢُ ﺍﺧْﺘُﻠِﺠُﻮﺍ ﺩُﻭﻧِﻰ ﻓَﺄَﻗُﻮﻝُ ﺃَﻯْ ﺭَﺏِّ ﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻰ .ﻳَﻘُﻮﻝُ ﻻَ ﺗَﺪْﺭِﻯ ﻣَﺎ ﺃَﺣْﺪَﺛُﻮﺍﺑَﻌْﺪَﻙ َ
“Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Dinampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan
(minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku.’ Lalu Allah berfirman, ‘Engkau sebenarnya tidak mengetahui bid’ah yang mereka buat sesudahmu.’ ” (HR. Bukhari no.7049)
Dalam riwayat lain dikatakan,
ﺇِﻧَّﻬُﻢْ ﻣِﻨِّﻰ . ﻓَﻴُﻘَﺎﻝُ ﺇِﻧَّﻚَ ﻻَ ﺗَﺪْﺭِﻯ ﻣَﺎ ﺑَﺪَّﻟُﻮﺍ ﺑَﻌْﺪَﻙَ ﻓَﺄَﻗُﻮﻝُ ﺳُﺤْﻘًﺎ ﺳُﺤْﻘًﺎ ﻟِﻤَﻦْﺑَﺪَّﻝَ ﺑَﻌْﺪِﻯ
“(Wahai Rabbku), mereka betul-betul pengikutku. Lalu Allah berfirman, ‘Sebenarnya engkau tidak mengetahui bahwa mereka telah mengganti ajaranmu setelahmu .” Kemudian aku (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam)mengatakan, “Celaka, celaka bagi orang yang telah mengganti ajaranku sesudahku. ” (HR. Bukhari no. 7051).
Semoga kita selalu umat islam yg selalu dalam tuntunan Nabi sholallahu’alaihi wasalam agar kelak kita mendapatkan syafaatnya.
Wallahu’alam.
————————————————————-
Share dari diskusi grup Whatsapp mesenger.
Posted from Android The Doctor
Filed under:
sosial